12.13.2008

Puisi Karya Kawankuu yang Hebat

Aku tersesat dalam kelalaian...sedang kematian bergerak ke arahku...
Semakin lama...semakin dekat... Jika aku tak mati hari ini..., mungkin esok...
Aku menjajakan tubuhku dengan daun-daun yang halus dan mewah sedikit berpikir bahwa itu akan membusuk dan hancur dalam kubur... Aku bayangkan tubuhku kan remuk menjadi debu di liangnya...di bawah setumpuk pasir merah... Keindahan tubuhku kan berangsur sirna...sedikit terjamah usia yang menyisakan kerangkanya untukku...
Adalah perjalanan nan panjang yang tampak sejauh mata memandang...sedang seteguk air pun tiada untuknya aku menentang Tuhanku...ku anggap debu perintahNya...sedang ku lemparkan ke arahNya macam dosa yang tertawa...tetap Ia menatapku kala itu...
Aduh...! Aku memperturutkan nafsuku yang memalukan... Ah...! Aku berdosa secara rahasia...
Tak pernah manusia-manusia itu tau akan dosa-dosaku yang mengerikan... Tetapi esok mereka, toh akan tau juga...
Dan Tuhanku kan melihat dosa walau Dia telah berusaha mencari pahala...
Ah...! Aku berdosa kepadaNya...walau hati ini takut...aku percaya akan asmaNya...
Toh, Dia Maha Pengampun...meski hanya beberapa zaitun yang kan aku terima dariNya...
Dasar tak tau malu...masih bisa aku mengharap ampunanNya...siapa lagi selain Dia...yang akan mengampuni kehinaan ini...
Sungguh, Dia patut atas segala pujian!
Seandainya tiada adzab setelah kematian...tiada janji akan surga...tiada janji akan neraka...kematian dan kebusukan cukup sebagai peringatan...agar menjauhi SIA-SIA...
Heem...indah bukan?? Hoho, temen ku giituuu... Ehem, dia bernama Restu Gusti Uji Panuntun, the creator of that poem... Puisinya sarat makna yah, seakan mengajak kita untuk bertobat... Pesan buuat Uji, saya sama skli tak bermaksud tuk membajak apalagi mengaku-ngaku yang bkin ni puisi...saya cuma kagum ma hasil senimu, itu aja, jadi gk kberatan kn klo dipajang di blog orang, okeh? Hehei.

1 komentar:

Pelajar Bodoh mengatakan...

wow,, masih tetap hidup puisinya... haha