Saat aku berjalan di tengah manusia yang berlalu lalang...di samping seorang teman seperjuangan, bersama berusaha menyelesaikan misi yang ditimpakan pada kami berdua, sesosok wanita tak dikenal tiba-tiba mendekatiku.
Dekat...dan terus mendekat.
Cepat...terlalu cepat, sampai-sampai bayangnya pun tak sanggup ku tangkap.
Tanpa kusadari, ta...tanganku...
Jleb.
Dia genggam erat tanganku.
Erat, begitu erat, hingga ku tak sanggup lagi untuk mengelak.
Tatapan tajam matanya itu... Ma, mau apa dia??
A, aku takut, aku mau lari! Tapi semua sudah terlambat, huft...
Temanku seketika terhenti dari langkahnya, menatapku miris...kasihan sekali diriku, mungkin begitu pikirnya.
Ah, kenapa harus aku?? Masih banyak orang lain yang bisa dia genggam, masih banyak cewek-cewek lain yang terlihat lebih berduit daripada aku.
Hah...nasib, nasib, jalani aja deh.
Blaa bla bla bla, blalaabblablabla, ya ya, terserah anda, Mbak. Yang DEMPO, brosur ijo, cocok pada segala jenis kulit, heuh siapa peduli!? Mengagung-agungkan produk kecantikan bosnya, halah halah...
Dan sepertinya kurang afdol rasanya kalo tanganku yang tak berdosa ini belum dilumuri krim putih barang dagangan mereka. Digosok...gosok gosok sok sok, heuh, bertahanlah kulitku! Sebentar lagi, sebentar lagi kita akan keluar dari sini!
Cuma anggukan dan sedikit ucapan gak penting yang bisa kulakukan. Tapi, mbak itu memang benar-benar...digosok lagi kulit lenganku, terus...dan teruss... Bisa kubaca raut wajah kawanku yang kesal harus menunggu lama proses ini. Lalu, dibasuh pula bekas tempat yang tergosok tadi, berulang-ulang...lagi...dan lagi dan lagi dan lagi.
Dan di akhir demonstrasi dadakan itu, aku ditodong oleh paksaan, belilah produk ini! Wew, apa-apaan?? Hanya kujawab...enggak, Mbak, saya belum bilang... Langsung saja kutinggalkan tempat terkutuk itu, weleh weleh...kapok deh aku ngeladenin orang itu!
Aku tahu, seharusnya aku bisa menolak tawaran, atau lebih tepatnya paksaan dari mbak-mbak sales tersebut, tapi apa daya? Hatiku kelewat halus dan lembut, bahkan untuk menolaknya secara halus sekalipun aku tak sanggup, ah! Aku juga tipe orang yang gak tega bertindak kasar. Lagipula orang tadi benar-benar menggenggamku dengan kuat, dengan seluruh jiwa raganya, mungkin. Bagai seekor predator yang tak mau kehilangan mangsanya, bagai kekasih yang ingin slalu bersama dengan yang dicinta...(sepertinya sdikit berlebihan, ^^)
Selesai menjalankan misi, aku kembali melewati tempat itu, sambil sedikit memalingkan muka takut-takut aku tertangkap lagi. Sekilas kumelihat seorang ibu-ibu yang terjerat jebakan maut si sales, ah, mungkin seperti itu aku terlihat saat aku tertangkap tadi...
Ditulis dengan banyak sekali taburan imajinasi dari sudut pandang kawanku, mengerti? Jadi, sebenarnya kawankulah yang terjaring dalam program ayo-ambil-pelanggan-dengan-cara-apapun tadi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar