1.01.2009

Charlie and the Chocolate Factory

Genre : Fantasy, Adventure
Nilai    : 90 :)
Pernah nonton film ini? Yaa...ku udah nonton film ini lebih dari skali. Tapi mau ditonton berapa kali pun, film ni tak hentinya membawa rasa takjub ke dalam hati para penontonnya.
Awalnya kita disuguhi kehidupan sederhana keluarga Bucket. Charlie, anak satu-satunya di keluarga itu, hanya bisa dibelikan coklat favoritnya setahun sekali, di hari ulang tahunnya. Tahun ini, pabrik besar coklat milik Willy Wonka yang tlah lama tutup, tiba-tiba berproduksi kembali. Coklat-coklat keluar dari pabrik itu, menyebar ke seluruh penjuru dunia. Diantaranya, ada 5 tiket emas yang terselip, mempersilahkan 5 anak beruntung yang mendapatnya untuk masuk ke dalam pabrik coklat itu. Charlie, tentu saja sebagai tokoh utama mendapatkan tiket itu, meskipun dengan perjuangan yang amat sangat...sulit. Bersama kakeknya, Charlie memulai petualangan dan persaingan dengan 4 anak lainnya di surga coklat dunia tersebut.
Ceritanya sangat menarik untuk diikuti, dengan akhir yang tak terduga. Imajinasi tersebar merata di semua adegan, sarat dengan makna yang mendalam. Karena ini film fantasi, maka efek komputer bertebaran sepanjang mata memandang. Efek komputernya nyaris sempurna, apalagi kalo lagi menggambarkan rupa coklat. Wow, asik deh ngeliatnya, coklat cair yang amat menggoda...slurp, ah...
Pesan digambarkan pada karakter masing-masing tokoh.
Charlie bersama keluarga = Jalani hidup dengan tabah dan semangat slalu, maka bahagia mnunggumu di akhir nanti.
Keluarga Wonka = Perlakuan yang diterima anak saat kecil akan membentuk karakter anak itu saat dia dewasa.
Para pesaing Charlie :
Veruca Salt, si anak manja yang ingin sgalanya. Jelas banget, pesannya adalah jangan manja.
Augustus Gloop, anak rakus pemakan apa ja dalam waktu yang singkat. Pesan, jangan rakus, hoho.
Mike Teavee, anak yang lumayan cakep pecinta kekerasan dan TVholic. Tapi jangan salah, anak ni jenius abis, nyari tiket emas pake kecanggihan teknologi boo... Jadi, apa pesannya? Jangan sok tau. Yah, terkadang anak-anak jenius itu emang sotoy kok.
Violet Beauregarde, sesosok anak pintar yang memenangkan berbagai macam turnamen, apa pun, karna itu sombongnya minta ampun. Pesan dari tokoh ini tentu aja jangan jadi anak sombong.
Mengaku penggemar coklat? Bakal nyesel abis kalo belum nonton ni film.

Tidak ada komentar: