4.27.2009

Kengerian di Ambang Kematian

Kemarin, aku mempelajari benar bab mengenai sistem pernapasan manusia. Kupahami kalimat perkalimat yang tertulis. Bagaimana munculnya suara dikarenakan adanya udara yg menggetarkan pita suara di tenggorokan kita ini. Juga adanya persimpangan di leher manusia, jalan udara dan jalan makanan.
Saat salat Isya, aku menyelipkan pernyataan bahwa hidupku selalu ada digenggamanNya di antara serentetan doaku.
Sebelum tidur, aku sempat memohon agar esok aku masih bernyawa, hem..tumben kepikiran dan meluncurkan permintaan itu. :t
Dan kau tahu apa yang terjadi selanjutnya? Allah mempertunjukkan kekuasaanNya saat ku terbangung esok harinya.
Tiba-tiba ku terjaga dari tidurku, wew, masih jam 3 kurang... Sempat bernapas dengan normal, lalu larak lirik kesana kemari, tersentak ku terbatuk. Uhuk, uhuk uhuk uhuk uhuk, panjang banget, bertingkat tingkat tanpa memberi kesempatan untuk menarik napas 1x pun. Uhuk uhuk uhuk uhuk huk huk huk. Diam. Akhirnya, pikirku lega. :f Terus, kucoba ambil napas, . . . Gak bisa? Terus, terus, terus, ngik, ngik, gak gak, hidung buntu. Oke, tenang aja, mari mengambil dari mulut, huuupt, ? Gak bisa! Ngik, hupt, ngik, hupt, woy..apa apa'an nih?? Kok gak bisa narik udara?? Arggh... Uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk, ngik, hupt, ngik, hupt, ANJRIT, GAK BISA NAPAS!! :o Uhuk uhuk uhuk, mana batuk mulu, uhuk uhuk uhuk. Udara, masuklah! Uhuk uhuk uhuk.
Weeh..panik aja, batuk terus-terusan, masih bertingkat panjang, pake gak bisa menghirup udara pula! Sesak, pasokan O2 terganggu! Uhuk uhuk uhuk, mampus deh! Uwh, kalo gini terus, bisa-bisa mati kehabisan oksigen lagi, gak seru amat! :o
Ditengah kegundahan yang menggedor jiwa, refleks ku berlari menyusuri lorong gelap menuju kamar ortu. Langsung aja nyelonong masuk, gawat darurat nih! Tentunya ortu kaget, ada apa gerangan? Aku jawab (dengan sesak yang sakitnya tak terkira), "gak bisa napas" (sambil megap-megap, suara juga kecil banget, beruntung skali ku bisa maksain sedikit sekali udara untuk menggetarkan pita suara)
Grusak grusuk, tentu saja beliau-beliau panik! Uhuk uhuk uhuk, tarik napas! Tetap gak bisa! Uhuk uhuk uhuk, air mata sampai meleleh gara-gara kebanyakan batuk dan terlalu panik, apa aku akan mati sekarang? Ngerjain UN aja belum... :c Butuh waktu sekian menit sampai pada AKHIRNYA udara bisa melewati tenggorokanku, huweeh..Alhamdulillah... Suenneeeng...banget bisa bernapas kembali, amat bahagia karna Tuhan masih memberi kesempatan untuk hidup. :D Coba deh, kalo misalnya dahak itu masih menutupi jalan udara, sampai 10 mnit aja, yang kalian temukan hari ini hanyalah badan kosong tanpa ruh di dalamnya. Yaa..kalian cuma bisa mengenang seorang Diryati tanpa mampu melihat kesehariannya lagi, selamanya. :(

4.26.2009

Wajah Itu...

Terselip di antara banyak sudut menarik di koran Minggu yang membuatku sumringah pada detik-detik menjelang UN, muncul sesosok kalimat menakjubkan...
"Ekspresi wajah manusia penuh teka-teki, kadang hanya jadi topeng untuk menutupi jiwanya yang lain." (Teguh Ostenrik)
Wow, aku terkagum! Keren! Jadi teringat masa lalu...
Aku memang sering terkagum saat membaca koran Minggu. Kalo gak gara-gara komiknya yang asyik punya, TTS bikin pusing, artikel tentang kehidupan, pojok parodi sumber inspirasi, satu halaman penuh sajak-sajak tingkat tinggi, atau sepenggal cerpen seru penggugah imajinasi. Tapi, baru hari ini aku dikejutkan sama sesi sastra, biasanya...mana ngerti? Haha, mungkin lama-lama akan mengerti kalo kebiasaan membaca-yang-berat-di-hari-Minggu ini kulanjutkan.

4.24.2009

Mencoba Berpikir Jernih

Besok libur.
Besoknya masih libur.
Besoknya besok lagi UN.
.....
Minggu depan ujian praktek.
Minggu depannya UAS dan tes masuk Smandak.
Minggu depannya lagi tes masuk Smantib.
.....
Teruss...apa?

4.22.2009

Ingin Rasanya Kuledakkan Diri Ini

Buum!
Ah, tiap hari diisi gonjang-ganjing pergolakan hidup.
Kemarin, sebel gara-gara 1 teman yang dengan seenaknya sendiri merampas juga menyekap komikku tercinta, aaah! Padahal, baruu aja beli, baruu aja dibaca bentar, baruu aja kusentuh, ehh...payah ah, sebel!! Mana pas dibalikin, ada kecacatan yang tidak bisa ditolerir lagi, teman macam apa dia!? Grr...
Yang kedua, ketidaksopanan adikku, huft. Heran deh, apa cara mendidik ortu kurang keras ke dia, sampai-sampai dia gak bisa membedakan panggilan untuk yang muda, sepantaran, atau yang tua?? Bukannya karna aku kakaknya lalu lantas ingin dipuja puji begitu, tapi gak habis pikir aja. Dimanakah nilai-nilai tradisi orang timur yang mengutamakan tata krama, sopan santun, kemana lenyapnya semua itu?? Yah, untungnya adikku sudah tahu diri, tanpa diberi tahu, dia mengganti pernyataannya yang kurang sopan itu. Nah...itu baru adikku.^^

4.21.2009

Mengendap-endap di Rumahku Sendiri

Wew, hari ini sungguh teramat menantang nyaliku... Hal ekstrim itu terjadi justru di dalam rumahku sendiri. Aku kan membeberkannya lewat ilustrasi berikut ini.
PROLOG - "Kamu jangan dulu berlatih olah vokal, fokuskan diri ke ujian dong, itu yang menentukan masa depanmu. Ya kecuali kalau mau jadi artis ya silahkan-silahkan saja, gak usah sekolah langsung jadi entertainer. Yang penting itu UN, biarin aja nilai kamu yang lain itu hancur, daripada UNnya jelek gara-gara kecapekan latihan nyanyi terus. Bla bla bla bla..."
> > >
"Siang ini kamu istirahat ya, ujian nasional sudah di depan mata, istirahat yang cukup."
Hanya anggukan yang bisa kulakukan, huaah..beban batin, UN aja UN, boseng dengernya. Tapi tak dapat dipungkiri, UN memang jadi suatu yang..bisa dikatakan amat ditakuti oleh para orang tua. Kepanikan mereka biasanya lalu ditumpahkan pada anaknya masing-masing, contohnya ya aku ini.
> > >
"Latihan senbud di rumah lo ya!" Diam, itu saja. Sebenarnya ingin kukatakan kalo aku tuh dilarang berlatih sebelum UN usai, namun..ntah kenapa cuma sepi yang keluar dari mulutku. Oke, akan kutanggung segalanya atas ketidaktegasanku ini.
> > >
Dimulailah petualangan ini. Tengok kanan-kiri, yak, aman! Tukutukutuuk... Masuklah kami berempat ke tempat persembunyian. Oalaah..bapak masih ada di rumah, berusaha bersikap sebiasa mungkin. Sukses, beliau meninggalkan rumah tanpa curiga! Yippie..bebas deh sekarang, mari kita bernyanyi sesuka hati! :)
> > >
Buka pintu, tutup kemudian. Aku gak terima, iya sih yang suaranya bagus, iya sih suaraku memang jelek sekali, hngg!! Akhirnya mencoba menyapa adik di kamar sebelah.
"Kak, ibu sudah datang." Tak berselang sedetikpun, "Ehem.", wew, suara ibu! Wawawa, panik! Mana kedengaran jelas teman-teman yang lagi asyik la la la laa, tidaak! Apa ganjaran yang akan menghadangku?? Mencoba bersikap biasa, lagi, tapi gak bisa! Sampai saat ketika pintu kamar terbuka...
> > >
Huft, selamat lagi, bagaimana bisa?? Haha, iya dong. Meskipun beliau melihat keberadaan teman-temanku, namun aku tak dimarahi lantaran ada buku-buku pelajaran yang berserakan (terlihat seperti sedang belajar, padahal baru saja ditaburi di lantai). Lolos, lolos, tapi gak mau lagi ah! Hari ini cuma lagi beruntung aja, mungkin Allah masih memberiku kesempatan untuk mengontrol diri sendiri.

4.19.2009

Lagi Aneh

Hari ini ada yang gak beres dengan diriku ini. Perilaku, perkataan, pemikiran, perasaan...
Dari siang hingga petang, lagu Incomplete-nya Backstreet Boyz terus terngiang... Menatap nanar sewaktu melihat mobil hijau itu... Emosi langsung tumpah ruah gara-gara sedikit 'sentilan'... Kacau balau waktu ngerjain soal-soal di NF. Pengen nagih janji juga gak jadi-jadi, pengen jajan juga ditahan, padahal tenggorokan kelewat kering dan perut amat terlilit... Ingin selalu pendam mauku hari ini, entah kenapa... Dan diriku yang dulu pun kembali, huft.
Tiba-tiba aja semua terjadi tanpa sempat kusadari. Apa karena stres menjelang UN? Akibat memikirkan SMA yang kan kutuju? Atau gara-gara tadi siang... Kusia-siakan hasil jerih payah ortuku demi memuaskan egoku, huft, payah... Harap maklum, hal sekecil apapun, kalo menyangkut ortuku, mengguncang jiwa raga pun amat sangat mungkin terjadi padaku. Memang, bakal jadi berlebihan banget, dan itu sudah sering terjadi. Aku yang tak menitikkan air mata setetes pun saat membaca novel yang bikin nangis temen satu kelas, dengan mudahnya menangis saat mendengar keluhan ibu yang lelah mengingatkanku, atau kemarahan bapak yang kecewa terhadap kebiasaanku. :c Aneh ya? Memang...
Sampai saat ini belum terungkap kejelasan atas segalanya, aku yang merasa tak biasa cuma bisa menumpahkan semua di dalam blog ini.
Syukurlah, aku sudah merasa baikan. :)

4.12.2009

Hari-Hari Tenang di Hari-Hari Akhirku di NF

2 hari TO terakhir ini, aku merasa senaaang..skali. Rasanya tenang, damai, tentram, hem..adem ayem, hehe. Gak da lagi kepanikan yang memburuku, atau kegundahan bakal da yang 'melirik' ke arahku atau tidak. Rasanyaaa..bebas sebebas-bebasnya aku menjalani TO slama ini. Eits, jangan dikira kalo pengawasnya tuh kelewat baik dan tak sampai hati melarang peserta tes 'berkeliaran', JUSTRU guru 'pembunuh'-lah yang membuatku nyaman, aneh ya? Haha, kau belum tahu sih duduk perkaranya...
Gara-gara tuh guru killer, kelas yang tadinya semrawut diterpa bermacam bising gak jelas, juga diluapi oleh kecurangan dan kelicikan di setiap sudutnya, mendadak berubah drastis. Gimana enggak?? Wong aura pembunuhnya sangat menusuk, haha, tapi teteep..gak bisa menandingi keganasan Bu Aan masa lampau, Bu Aan is da best lah!^^
Sayangnya, KENAPA BARU SEKARANG NF mengutus manusia penyelamat itu ke kelas P7? Mengapa baru sekarang, MENGAPA?? Apa mereka baru puas setelah menonton adegan demi adegan perjuangan beratku lewat CCTV tersembunyi itu? Setelah puas menertawakan belbagai adegan konyolku dalam mempertahankan harga diriku, gitu?? Bah, sebal daku mengingatnya... Tapi gapapa deh, setidaknya dalam 2 TO terakhir ini, aku bisa merasakan makna TO yang sesungguhnya...
Oh ya, bertanya-tanya apa yang terjadi dalam 2 hari itu? Oke, akan kucoba tuk mengingatnya... Ehm, hari ke-1, kesan pertama yang kutangkap saat kali pertama melihat beliau, "Wah, mengingatkanku pada seorang guru di sekolah...". Namun, di luar dugaan, guru itu..disiplin abiz! Busyet daah... Sampe ngusir murid sgala, ckck. Di akhir hari itu, aku menganggap bahwa setengah dari kekejaman Bu Aan yang lenyap rupanya telah menjangkiti pria tersebut. Hari ke-2, Alhamdulillah..diawasi sama guru itu lagi, senangnya!^^ Aura pembantai masih kental tercium di dalam kelas ini, hwehehee...Pak, makasi banyak udah susah payah mengawas dimari, kapan-kapan kesini lagi yah!^^

Disaat Kesamaan Membawa Bencana...

Siang itu, di suatu ruang kelas di sebuah sekolah menengah pertama.

Orang-orang: Blablablaa...(asyik bercanda ria)

Pelaku: (meraih suatu benda dan mencuri isinya) Glek...glek...glek...(sembari memperhatikan orang-orang di sekitarnya)

Korban: (melihat pelaku) !

Pelaku: (membalas tatapan korban dengan wajah-tanpa-dosa)

Korban: . . .

Pelaku: . . .

Orang di sebelah pelaku: . . .

Pelaku: Ahh! Maaf, saya khilaf! (memohon ampun pada empunya barang berkali-kali)

Orang di sebelah pelaku: Hei, hei, punyamu kan ada di sebelah sana, yang ini kan punyanya dia!

Pelaku: Ah, tuh kan! Aduh...maafin saya yah...

Korban: Haha, udah kok, gapapa...(sambil tersenyum)

Pelaku: Duh..duh..tapi kan...(panik-panik gimanaa..gitu)

Korban: Udah udah, gapapa kok, beneran! (berusaha menenangkan si pelaku)

Namun, tetap saja si pelaku melebaykan diri, sementara si korban, yang seharusnya panik, justru terlihat sibuk menenangkan pelaku. Sangking berlebihannya nih, si pelaku bergegas ke kantin lalu membeli dan meletakkan 1 gelas air mineran gope'an di atas meja korban sebagai pengganti barang yang diambilnya tadi. Orang yang ada di sebelah korban waktu itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.